Jumat, 10 Juni 2011

Jawaban Sosiologi kelas X SMA/MA

IDIANTO MUIN
KTSP STANDAR ISI 2006
PENERBIT ERLANGGA
HAL 185 BAB 5


PENDAHULUAN


PEMBUKAAN
Dengan datangnya makalah ini saya sangat berterima kasih kepada bapak BUDI karena dengan datangnya makalah ini saya bisa menunjukkan hasil isian penyelesaian saya pada kasus 1 dan kasus 2 dan saya juga bisa mengerti kejadian yang terjadi pada kasus 1 dan kasus 2, semoga hasil makalah ini bisa kita bahas bersama-sama dan bermanfaat untuk kita semua.




TERAPAN KASUS


KASUS 1


Sekelompok siswa SMA di sebuah kota yang terletak di sebelah timur Jakarta berasal dari keluarga kalangan atas yang baik-baik. Dua di antara mereka pulang pergi ke sekolah mengenderai kendaraan yang terbilang mewah. Sejak semester 1 di kelas X, delapan siswa ini terus-menerus terlibat dalam kenakalan remaja, seperti membolos, terlambat, atau tidak masuk sekolah dengan memakai berbagai alasan untuk menipu gurunya, meminum minuman keras, kebut-kebutan di jalan raya, melakukan pencurian ringan, serta mencoret-coret bahkan merusak fasilitas umum.
Mereka melakukan tindakannya dengan sangat hati-hati sehingga jarang berurusan dengan polisi. Di mata sebagian besar masyarakat, kelompok siswa seperti ini disebut sebagai ”anak baik-baik” dan mempunyai masa depan yang cerah. Di akhir masa remajanya, sebagian dari mereka dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.


KASUS 2


Pada sekolah yang sama,enam orang siswa dari kelas yang berbeda berasal dari keluarga kelas bawah (miskin). Kenakalan mereka tidak jauh berbeda dengan kelompok pada kasus di atas. Mereka mabuk-mabukan, berkelahi/tawuran, mengganggu orang di jalanan, melakukan pencurian ringan, mencoret dan merusak fasilitas umum, serta mereka sering berurusan dengan polisi. Masyarakat menilai kelompok siswa ini sebagai ”remaja yang bermasalah” atau ”kelompok remaja nakal” bahkan di beri julukan ”kelompok remaja yang menuju ke dunia kejahatan”.
Empat di antara mereka tidak dapat menyelesaikan pendidikan SMA-nya dan terjerat dalam dunia penyimpangan; ada yang dipenjara karena pembunuhan; ada pula yang bernasib sama karena mencuri; ada yang menjadi pejudi; bahkan satu di antaranya hilang tak tahu rimbanya setelah setahun lebih menjadi preman di terminal kota itu.


DISKUSIKAN:


1. Bagaimana tingkat kenakalan kedua kelompok siswa tersebut, sama atau tidak?
Jawaban:
Tidak sama.
Alasannya:
Karena sudah terbukti pada kedua kasus di atas, bahwa kelompok pertama (kasus 1) berasal dari keluarga kalangan atas yang baik-baik (kaya), memiliki kendaraan yang terbilang mewah. Walaupun sering meminum-minuman keras, melakukan pencurian ringan, kebut-kebutan di jalan raya, dan mencoret-coret bahkan merusak fasilitas umum tapi jarang sekali ditangkap oleh polisi dan dimata sebagian besar masyarakat, kelompok siswa seperti ini disebut sebagai ”anak baik-baik” dan mempunyai masa depan yang cerah. Di akhir masa remajanya, sebagian dari mereka dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Mereka diantaranya bisa berbuat jahat seperti mecuri, kebut-kebutan di jalan raya, dan mencoret-coret bahkan merusak fasilitas umum karena mungkin kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan demi anaknya bisa mendapat apa yang diinginkan sehingga anak tersebut kurang di perhatikan dan sang anak melakukan hal seperti ini mungkin ingin ada perhatian dari kedua orang tuanya mereka. Sedangkan pada kelompok kedua (Kasus 2) berasal dari keluarga kelas bawah (miskin),Walaupun kenakalan mereka tidak jauh berbeda dengan kelompok pada kasus 1 seperti sering mabuk-mabukan, berkelahi/tawuran, menganggu orang di dijalanan, melakukan pencurian ringan, mencoret dan merusak fasilitas umum, tapi mereka (kasus 2) sering berurusan dengan polisi. Masyarakat menilai kelompok siswa ini sebagai ”remaja yang bermasalah” atau ”kelompok remaja nakal” bahkan diberi julukan ”kelompok remaja yang menuju ke dunia kejahatan”. Empat di antara mereka tidak dapat menyelesaikan pendidikan SMA-nya dan terjerat dalam dunia penyimpangan; ada yang dipenjara karena pembunuhan; ada pua yang bernasib sama karena mencuri; ada yang menjadi pejudi; bahkan satu diantaranya hilang tak tahu rimbanya setelah setahun lebih menjadi preman di terminal kota itu.
Akibat kenakalan anak pada kasus kedua ini karena mungkin kedua orang tuanya tidak mampu memberi apa yang diinginkan anaknya sehingga anak tersebut dengan cara yang tidak benar melakukan suatu hal, agar apa yang dinginkan bisa tercapai.
Kedua kasus ini bisa terjadi pada anak karena mungkin adanya pengaruh kedua orang tua terhadap anaknya, baik kelebihan maupun kekurangan yang diberikan kepada sang anaknya.


2. Apakah keadaan ekonomi atau kelas sosial keluarga memengaruhi penilaian
Masyarakat terhadap sekelompok orang?
Jawaban:
Iya, bisa terpengaruhi.
Alasannya:
Karena tempat tinggal saya semuanya sekelompok orang yang rata-ratanya bisa dikatakan orang yang bergolongan atas (kaya), ini bisa dinyatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal saya semuanya memiliki usaha yang besar, sehingga orang yang tinggal di tempat saya semuanya ingin menjadi sekelompok orang yang bergolongan atas (kaya). Masyarakat menilai keadaan ekonomi saya adalah sangat baik-baik karena mampu membeli kebutuhan tersier.


3. Apakah remaja yang berada pada golongan atas selalu di pandang baik-baik oleh
masyarakat?
Jawaban:
Tidak
Alasannya:
Karena ada juga dilingkungan saya orang remaja yang berada pada golongan bawah tapi di pandang baik-baik oleh masyarakat. Dilingkungan tempat saya tinggal semuanya tidak ada membedakan golongan atas maupun golongan bawah karena dilingkungan saya semua masyarakat saling menghargai sesama. Walaupun remaja yang berada pada golongan atas, tapi tidak ada bedanya dengan remaja golongan bawah.


4. Mengapa sebagian besar dari siswa kelompok kedua terperosok ke dunia penyimpangan yang sesungguhnya (penyimpangan sekunder)?
Jawaban:
Karena mungkin adanya pengaruh dari lingkungan masyarakat yang sudah menilaikan nya adalah ”remaja yang bermasalah” atau ”kelompok remaja nakal” bahkan di beri julukan ”kelompok remaja yang menuju ke dunia kejahatan”. sehingga remaja kedua ini ia menganggap bahwa dirinya sudah tidak berarti lagi, dan juga mungkin kedua orang tuanya tidak mengatur anaknya, sehingga siswa kelompok kedua ini terperosok ke dunia penyimpangan yang sesungguhnya (penyimpangan sekunder).


5. Bandingkan kedua fenomena di atas! Tuliskan pendapatmu tentang hal tersebut !
Jawaban:
Dalam kedua kasus di atas menyatakan kanakalan remaja pada kasus 1 tidak begitu gawat dibandingkan dengan kasus yang ke 2 karena kasus 1 keadaan ekonomi nya bisa terpenuhi, walaupun sering melakukan hal-hal yang tidak benar di luar sekolah seperti meminum minuman keras, kebut-kebutan di jalan raya, melakukan pencurian ringan, serta mencoret-coret bahkan merusak fasilitas umum, tapi jarang berurusan dengan polisi dan masyarakat menilai kelompok siswa seperti ini disebut sebagai ”anak baik-baik” dan mempunyai masa depan yang cerah. Di akhir masa remajanya, sebagian dari mereka dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. hanya saja mungkin terjadi permasalahan dengan orang kedua orang tuanya. Kalau kasus ke 2 keadaan ekonominya kurang baik (agak susah terpenuhi) dibandingkan kasus 1, sering melakukan hal-hal tidak benar yang hampir sama dengan kasus 1 tapi kasus ke 2 ini sering berurusan dengan polisi dan masyarakatnya menilai kelompok siswa ini sebagai ”remaja yang bermasalah” atau ”kelompok remaja nakal” bahkan di beri julukan ”kelompok remaja yang menuju ke dunia kejahatan”.
Pendapat saya adalah seharusnya remaja pada kasus 1 jangan berbuat kesalahan yang tidak benar dan melanggar norma lagi karena memiliki masa depan yang cerah, kalau memiliki masalah hendaknya mengatakan keluar dengan kedua orang tuanya.
dan remaja pada kasus 2 sebaiknya jangan melakukan hal-hal yang tidak benar walaupun keadaan ekonominya kurang baik (agak susah terpenuhi) tapi menjadi manusia hendaknya hidup dengan murni tanpa ada nya mencuri, ataupun melanggar norma sehingga bisa dihargai oleh masyarakatnya.




KESIMPULAN
Pada kasus 1 bahwa siswa remaja yang nakal berasal dari keluarga kalangan atas yang baik-baik, siswa ini sering berbuat salah seperti meminum-minuman keras, merusak faslitas umum dan mencuri barang yang bukan miliknya tapi jarang berurusan dengan polisi.Dan Masyarakat menilaikan nya anak remaja ini walaupun nakal tapi memiliki masa depan yang cerah.
Pada kasus 2 bahwa siswa remaja yang nakal berasal dari kelas yang berbeda atau dari keluarga kelas bawah (miskin),siswa pada kasus 2 ini sering meminum-minuman keras, maerusak fasilitas umum dan mencuri barang yang bukan miliknya ( Sama dengan kasus 1) tapi sering berurusan dengan polisi.Dan Masyarakat menilaikannya sebagai ”remaja yang bermasalah” juga tidak bisa menyelesaikan SMA.




PENUTUP
Demikian lah makalah yang saya buat ini semoga bisa bermanfaat untuk kita dan apabila ada kesalahan mohon maaf karena saya adalah manusia yang bisa berbuat salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar